Hembusan Angin Politik dari Juni ke Oktober

Pada pertengahan tahun 2017, tepat di bulan Juni atau bulan Ramadhan 1438 tahun hijriyah, beberapa media cetak dan elektronik telah ramai memberitakan Pilkada Kota Sukabumi tahun 2018 mendatang.

Bukan hanya di ruang maya dan pemberitaan, obrolan di warung-warung kopi juga telah mulai menyentuh ranah pertanyaan siapakah yang akan mencalonkan atau diusung oleh partai politik dalam penyelenggaraan Pilkada 2018 mendatang?

Wacana dan issue yang berhembus masih berbentuk angin sepoi-sepoi, ada orang-orang yang memperbincangkan, beberapa veteran kandidat Pilkada 2013 dimungkinkan akan mencalonkan kembali di Pilkada 2018 nanti.

Radar Sukabumi telah memuat pemberitaan desas-desus seputar Pilkada tahun 2018. Dua bulan kemudian, media cetak dan online di Sukabumi ini mulai menaikkan rubrik khusus penyelenggaraan Pilkada Kota Sukabumi tahun 2018.

Berita-berita yang ditayangkan memuat judul-judul yang memiliki kesan: masyarakat Kota Sukabumi seolah masih mencari-cari, siapakah orang-orang (baca: tokoh) yang akan menjadi kandidat bakal calon walikota dan wakil walikota?

Di kalangan para politisi, bisa jadi mereka telah merancang siapa tokoh yang akan diusung oleh partai mereka. Akan tetapi, tetap saja, beberapa pengurus partai politik di Kota Sukabumi masih ‘bungkam’ saat ditanya siapa tokoh yang akan mereka usung?

Intinya, ada kehati-hatian dilakukan oleh setiap partai politik untuk menentukan sikap sedini mungkin dalam menentukan tokoh yang akan diusung oleh mereka.

Menjelang akhir Ramadhan, hembusan angin politik itu juga mengalir ke Rumah Kaum, kediaman H. Andri Setiawan Hamami. Suatu malam setelah mengikuti kegiatan santunan kepada anak-anak yatim di Kadudampit kami (H. Andri Setiawan Hamami, Rian Suryana, Mas Eko, Saya, dan beberapa orang mulai memperbincangkan secara serius Pilkada 2018 mendatang.

Dari pembicaraan malam itu, H. Andri Setiawan Hamami sama sekali tidak menunjukkan sikap ingin mencalonkan atau dicalonkan dalam Pilkada 2018. Pembicaraan justru lebih terpusat pada niat baik dirinya ingin memajukan Kota Sukabumi.

Namun karena hampir setiap hari tema-tema Pilkada secara telaten dimuat oleh media cetak, online, dan dibicarakan di setiap sudut kota, saya menyampaikan pesan sederhana dalam pembicaraan dengan kawan-kawan di Rumah Kaum: Jika H. Andri Setiawan Hamami memiliki niat untuk mencalonkan, pada Pilkada 2018 nanti harus tampil sebagai peraih suara terbanyak (baca: pemenang). Entah itu menjadi walikota atau wakil walikota.

Tiga hari menjelang Idul Fitri 1438 H, bertepatan dengan tanggal 23 Juni 2017, seorang kawan mengundang saya mengikuti buka bersama yang digagas oleh Anton Rachman Suryana dan Engkus Koswara di Saung Sobat BBAT Sukabumi.

Tidak terlintas pikiran apa pun dalam kepala saya, undangan ini saya hadiri, kenapa tidak? Buka bersama adalah momentum saya bertemu dengan beberapa teman.

Di tempat acara buka bersama telah hadir teman-teman yang dulu pernah menjadi penyelenggara Pemilu, PPK, dan PPS. Merupakan hal wajar acara ini digagas oleh Anton Rachman Suryana, beliau sendiri merupakan mantan Ketua KPU Kota Sukabumi saat penyelenggaraan Pilkada 2013 lalu.

Karena pada acara tersebut hadir juga orang-orang yang terlibat secara langsung dalam politik praktis, saya segera berbisik kepada dua orang teman yang duduk bersebelahan dengan saya, Fery Maulana dan Iyenk: Kang Anton ada niat mau mencalonkan diri, mungkin!

Kami tidak terlalu panjang dan serius menyoal hal tersebut, bagi kami dan kawan-kawan malam itu yang penting dapat buka bersama, makan bareng, dan pulang diberi uang pengganti transportasi. Tidak lebih dari itu.

Acara itu sendiri, bagi saya hanya merupakan semacam ‘test-case’ atau semacam ‘hello effect’ atau terapi kejut yang tidak akan berpengaruh secara signifikan bagi orang-orang yang hadir dalam acara buka bersama tersebut.

Harus saya akui, teman-teman yang pernah terlibat sebagai penyelenggara Pilkada 2013 dan Pileg 2014 mayoritas merupakan kelompok yang tidak terlalu konsern terhadap politik praktis, mereka sangat jauh dari sikap dan pemikiran pragmatis.

Apa yang saya sampaikan kepada Ifey dan Iyenk tidak jauh dari dugaan, dua minggu setelah lebaran, baligho Kang Anton terpampang dan membentang di beberapa sudut perkotaan, di antaranya di pertigaan Jalan Pelabuan-Cipanengah dan Pemandian Air Panas Cikundul.

Bagi masyarakat, kehadiran baligho tersebut sama sekali tidak memiliki pengaruh apapun, karena mereka belum mengenal atau tidak mengenal sama sekali kepada Kang Anton Rachman.

Di kalangan politisi, pemasangan baligho seperti itu menjadi sebuah perbincangan serius baik dalam tanda tanya penuh heran atau memperbincangkannya secara serius; Mau mencalonkan? Diusung oleh partai apa? Dan sejumlah pertanyaan lainnya.

Di bulan Agustus 2017, meskipun selama dua bulan terakhir telah ditawari oleh H.Mohamad Muraz (Ketua DPC Partai Demokrat), H. Andri Setiawan Hamami masih berpegang teguh pada ucapannya: berbakti dalam memajukan Sukabumi dapat ditempuh dengan cara lain selain menjadi pemimpin. Sementara itu, Rian Suryana dan Saya tetap mengkaji terlebih dahulu beberapa kemungkinan yang akan terjadi jika tawaran pencalonan H. Andri oleh Demokrat itu diterima.

Partai politik yang mencoba meminang H. Andri Setiawan Hamami tidak hanya Demokrat, partai-partai lain juga menawari beliau baik secara langsung atau melalui senda gurau para ketua DPD dan DPC-nya. Yang jelas, sampai bulan Oktober 2017 telah dapat saya simpulkan, Kang Fahmi akan diusung oleh PKS menjadi calon walikota, siapa pun calon wakilnya.

Bulan Oktober 2017, hembusan angin politik mulai terasa kencang. PPK dan PPS sebagai penyelenggara Pilkada Serentak tahun 2018 telah dibentuk dan ditetapkan oleh KPU Kota Sukabumi.

Artinya, waktu terus berjalan, mengenai siapa yang akan menjadi calon Walikota dan Wakil Walikota Periode 2018-2013 merupakan persoalan sangat serius yang harus disikapi secepatnya.

Teman-teman di PPK dan PPS bahkan beberapa teman saya di KPU Kota Sukabumi banyak yang bertanya, apakah saya akan bekerja kembali di KPU atau tidak? Saat itu, saya belum dapat memutuskan karena menunggu kepastian terhadap pencalonan H. Andri Setiawan Hamami.

Akhirnya, dengan pasti saya menyampaikan langsung kepada beberapa teman di KPU Kota Sukabumi –saya bukan pengurus partai, bukan kader atau simpatisan salah satu partai – dan akan bekerja secara professional bersama H. Andri Setiawan Hamami.

Kang Warsa Tim Riset dan Data Faham

Informasi Lainnya

Tak ada informasi apa pun di sini.
Berlangganan