Debat Publik: Memahami Visi, Misi, dan Program Pasangan Calon
Debat Publik Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi dengan tema “Curah Gagasan untuk Kota Sukabumi yang Reugreug Pageuh Répéh Rapih” telah diselenggarakan oleh KPU Kota Sukabumi pada hari Sabtu (12/5) dari pukul 19.00 – 22.30 WIB.
Tujuan pelaksanaan debat publik yang ditayangkan secara streaming oleh MGS-TV dan beberapa radio di Sukabumi ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap visi, misi, dan program yang telah disampaikan oleh Pasangn Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi kepada KPU Kota Sukabumi pada saat pendaftaran pasangan calon bulan Januari 2018.
Harus diakui, visi, misi, dan program para calon memang telah disosialisasikan baik oleh KPU Kota Sukabumi melalui baligho yang dipasang di beberapa titik, juga oleh para calon dan tim pemenangan kepada masyarakat. Tetapi pemahaman masyarakat terhadap muatan mendasar di dalam visi, misi, dan program tersebut harus benar-benar digali dan disampaikan langsung oleh para pasangan calon yang bersangkutan.
Debat Publik Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi –bagi masyarakat Kota Sukabumi- menjadi barometer, bagaimana mereka menilai calon pemimpin ke depan dari berbagai aspek: kepemimpinan, psikologis, dan cara dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dan akan dihadapi oleh Walikota serta Wakil Walikota Sukabumi yang akan datang.
Di bawah ini, penulis akan memaparkan penilaian Curah Gagasan tersebut secara obyektif dan disertai kronlogi peristiwa yang menyertai proses debat publik tersebut. Di media sosial –memang harus diakui- setiap pribadi terutama orang-orang yang memiliki kecenderungan telah memiliki pilihan kepada setiap pasangan tampak menyampaikan pandangan mereka secara subyektif, hanya sebagai bentuk kampanye dan propaganda agar pasangan calon yang dipilihnya seolah menjadi pasangan calon terhebat dalam debat publik beberapa hari lalu itu. Memang sangat wajar.
Pukul 19.30
Para Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi telah memasuki Gedung Juang 45 Kota Sukabumi diiringi oleh para pendukung dengan jumlah terbatas. KPU Kota Sukabumi menentukan hanya 30 orang pendukung yang diperbolehkan memasuki areal in-door Gedung Juang 45, dan 50 orang pendukung berada di luar gedung.
Yel-yel yang diteriakkan oleh masing-masing pendukung sebagai bentuk dukungan kepada calonnya masing-masing begitu membahana, saling bersahutan, kadang diteriakkan secara bersama-sama. Ijabah! Faham! Mulia! Dermawan! Begitu teriakan-teriakan itu sangat membahana di dalam ruangan. Para pendukung pasangan Mulia (Mulyono- Ima) dapat dikatakan sebagai pendukung yang lebih meriah dalam meneriakkan yel-yel dan dukungan kepada calonnya, mereka seperti mesin yang terus-menerus berteriak.
Pukul 19.52
Acara Debat Publik mulai dibuka. Di dalam Gedung Juang 45 udara memang cukup panas, peluh bercucuran, para calon sendiri diakui atau tidak tampak mulai memperlihatkan perpaduan antara ketegangan dan ketenangan. Saya melihat, Kang Fahmi dan Kang Andri tetap tenang, dapat menyembunyikan ketegangan. Para calon lainnya juga berusaha menghindari ketegangan itu.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya oleh seluruh peserta yang hadir. Jika sikap khidmat saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya tersebut tertancap di dalam diri kita, sudah dapat dipastikan meskipun udara sangat panas di dalam ruangan, kita akan merinding sejadi-jadinya saat menyanyikan: Indonesia Raya Merdeka..Merdeka!
Pukul 20.00
Ketua KPU Kota Sukabumi, Hamzah, menyampaikan sambutan sebagai pembuka dalam acara Debat Publik tersebut. Sikap fair dan sportif merupakan ciri utama dari nilai-nilai perjuangan para pendahulu kita. Semangat yang ada di dalam Gedung Juang 45 harus terpancar dalam debat para kandidat. Begitulah pesan kontekstual yang disampaikan oleh Ketua KPU Kota Sukabumi dalam sambutan Curah Gagasan untuk Kota Sukabumi pada malam itu.
Pukul 20.05
Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi dipersilahkan memasuki arena debat, sebuah panggung atau ampiteater raksasa tepat di sebelah barat Gedung Juang 45. Adi Sanjaya, selaku pembawa acara memperkenalkan para calon satu persatu. Para pendukung masing-masing calon meneriakkan yel-yel sebagai pemantik semangat ketika nama pasangan calon yang didukungnya disebutkan oleh MC.
Pukul 20.10
Adi Sanjaya memperkenalkan tim perumus penyelenggaraan debat public yang telah ditunjuk dan ditetapkan oleh KPU Kota Sukabumi. Pertanyaan telah disiapkan oleh tim perumus, setiap pertanyaan disesuaikan dengan visi, misi, dan program yang diemban oleh setiap pasangan calon.
Segment Pertama. Moderator Debat Publik, Agus Sobar, memberikan kesempatan kepada setiap pasangan calon untuk menyampaikan visi, misi, dan program setiap paslon secara oral dengan durasi waktu satu menit.
Setiap pasangan calon, kecuali pasangan calon Faham (Fahmi-Andri) mereka menyampaikan visi, misi, dan program secara tekstual. Kang Fahmi tampil berbeda dengan calon walikota lainnya, penyampaian visi, misi, dan program lebih diperlihatkan secara kontekstual, menyinggung hal substantif, mendasar, dan dapat dicerna secara utuh oleh masyarakat. Ketenangan saat menyampaikan visi, misi, dan program ini menjadi satu catatan tersendiri bagaimana ke depan pasangan calon dapat menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat secara utuh dan dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat.
Penguasaan materi dan bagaimana medan tempur perdebatan telah dapat dipahami oleh Kang Fahmi. Visi, misi, dan program yang berada di lapisan langit ketujuh, sulit dicerna oleh masyarakat, harus dapat disampaikan secara membumi agar ranah realitas dapat terbuka dan mampu dicerna oleh masyarakat. Kang Fahmi seolah dapat memahami bahwa penyampaian visi, misi, dan program dalam Debat Publik dengan durasi waktu hanya satu menit saja harus disampaikan dan dapat dibahasakan dengan bahasa-bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat, bahasa yang lebih membumi, bukan mempersempit penyampaian dengan idealism yang berbual-bual.
Pukul 20.10
Segmen kedua, moderator memberikan soal kepada setiap Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi yang telah disiapkan oleh tim perumus berdasarkan pada isi visi, misi, dan program setiap Paslon.
Jona Arizona dan Hanafie Zain menyatakan indeks kebahagian masyarakat lebih utama dari sekadar indeks pendapatan masyarakat. Pandangan ini mengingatkan kita kepada konsel Skandinavian State Wellfare, bagi negara-negara di wilayah Skandinavia, kebahagian masyarakat menjadi barometer keberhasilan pembangunan sebuah negara. Konsep ini juga pernah dijadikan target oleh Ridwan Kamil saat menjabat menjadi Walikota Bandung.
Fahmi-Andri menjelaskan upaya-upaya dalam meminimalisir intoleransi di Jawa Barat. Sikap intoleran di Jawa Barat dapat diminimalisir dengan memberikan kesempatan kepada setiap pemeluk agama dalam melahirkan ruang-ruang diskusi. Setiap pemeluk agama diberikan kebebasan mengaktualisasikan keyakinan dan agamanya. Komunikasi antar umat beragama dan umat seagama harus terus dimekarkan oleh pemerintah dan masyarakat.
Mulia, Mulyono-Ima menyoal ketahanan keluarga di Kota Sukabumi. Ima Slamet memaparkan upaya-upaya strategis dalam membentuk karakter keluarga yang kuat. Peran strategis perempuan dalam kehidupan bermasyarakat menjadi tolak-ukur keberhasilan program ini. Three Ends dan kekerasan terhadap perempuan harus terus disikapi dan dihentikan.
Pasangan Dedi – Hikmat mengupas upaya strategis pasangan Dermawan dalam menggali pendapatan daerah Non-APBD untuk memenuhi janji politik mereka: memberikan dana sebesar 20 juta/bulan kepada setiap RW.
Dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh setiap Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi, Kang Fahmi kembali memperlihatkan sikap santun dan benar-benar menunjukkan ketenangan dirinya. Penguasaan materi dan medan tempur di lapangan menjadi satu alasan bagaimana pemaparan dan sikap Kang Fahmi dalam mengelaborasi konsep tektual menjadi konstektual dapat disampaikan dengan tenang, jelas, dan utuh.
Pukul 20.15.
Segmen ketiga – keempat, masing-masing pasangan calon saling memberikan pertanyaan dan pernyaataan dalam bentuk sanggahan dan masukan terhadap pernyataan dan jawaban setiap calon. Pada segmen ini, penyampain gagasan terlihat lebih datar dari sebelumnya. Konsep-konsep kembali membumi. Pasangan calon Fahmi-Andri lebih memberikan jawaban dan pernyataan dengan padat.
Tampak jelas, penyampaian visi, misi, program, dan curah gagasan dalam segmen ketiga dan keempat ini merupakan upaya untuk menilai para paslon terhadap aspek kejiwaan mereka. Dalam perdebatan dibutuhkan ketenangan. Para pendukung pasangan calon Mulyono-Ima melalui akun media sosialnya menyuarakan seolah Paslon Mulia memimpin dalam penguasaan panggung. Tetapi jika nurani dan rasio kita gunakan, terlihat justru Paslon Faham yang yang lebih menguasai panggung, materi, dan psikologi perdebatan. Jawaban dan pemaparan oleh Mulyono-Ima terlihat tersendat-sendat dalam setiap timing dan durasi waktu.
Pukul 22.25
Segmen Kelima, Pertanyaan oleh masyarakat disampaikan kepada para Pasangan Calon. Tidak jauh berbeda dengan segmen-segmen sebelumnya, pasangan Fahmi-Andri tetap menunjukkan kejujuran dan keajegan dalam berpikir. Pesdeterian dan penciptaan trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki menjadi sasaran utama Faham terhadap pertanyaan (keluhan) masyarakat Kota Sukabumi selama ini.
Pukul 22.30
Curah Gagasan untuk Kota Sukabumi yang Reugreug Pageuh Répéh Rapih diakhir dengan pemberian cindera mata berupa gambar/karikatur setiap pasangan calon dari KPU Kota Sukabumi.
Simpulan
Dapat ditarik sebuah kesimpulan, dengan sikap obyektif, rasional, dan menggunakan hati nurani, pasangan Faham (Fahmi-Andri) telah mampu menampilkan gimmic yang tepat dalam acara Debat Kandidat tersebut. Penguasaan materi, kepiawaian mengolah dan mengontrol emosi, intonasi perkataan, dan gesture tubuh memang dikuasai oleh Fahmi-Andri. Nurani tidak akan pernah berkata sebaliknya meskipun dia ditutupi oleh rasio dan sikap emosional dalam bentuk dukungan kepada calon lain.
Penulis: Kang Warsa
Divisi Riset dan Data Tim Faham
Sumber Photo: Menk Lawalata